HISTORY OF GEDUNG SATE


Proses Pembangunan Gedung Sate masih menggunakan cara konvensional dengan material bangunan lokal, serta mengerahkan buruh bangunan yang cukup banayak, Sumber: Haryoto Kunto, Ir. (Balai Agung Di Kota Bandung, 1995)

Gedung Sate merupakan pesona teknologi bidang konstruksi mengingat sampai saat ini bangunan tersebut masih tetap kuat, utuh, penuh daya este-tika arsitektur yang tak lekang oleh jaman. Sumber: Haryoto Kunto, Ir. (Balai Agung Di Kota Bandung, 1995)

Pengerjaan proyek pembangunan Gedung Sate ditangani secara professional serta memperhatikan standar teknik, material bangunan yang tepat menurut aturan dan ketentuan. Sumber: Haryoto Kunto, Ir. (Balai Agung Di Kota Bandung, 1995)

Dalam pembangunannya menggunakan konvesional lebih banyak menggunakan batu alam dan batu bata. Sumber: Haryoto Kunto, Ir. (Balai Agung Di Kota Bandung, 1995)

Bongkahan Batu Alam yang digunakan untuk bangunan Gedung Sate diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung Timur, sekitar Arcamanik dan Gunung Manglayang. Sumber: Haryoto Kunto, Ir. (Balai Agung Di Kota Bandung, 1995)


Sang Maestro perancang Bangunan Gedung Sate , Mr. Ir. Jhon Berger duduk kedua dari kiri dikelilingi para pembantunya di ruang direksikit


Para pekerja pribumi sedang mengerjakan kerangka bangunan Gedung Sate


Tahun 1920 pembangunan Gedunf Sate dimulai.


Gambar Rangka: Proses pembangunan lantai dua dan tiga usai dikerjakan , dilanjutkan pekerjaan pemasangan bagian atap.


Gambar Cor: Proses Pembangunan lantai dua Gedung Sate


Pengerjaan Finishing pembangunan Gedung Sate.


Pekerjaan Menara marupakan menjelang akhir pembangunan Gedung sate.

Tahun 1924, merupakan akhir pembangunan Gedung Sate secara keseluruhan.